Impianku
karena Phobiaku
Menikmati secangkir cappucino hangat
dan sedang duduk di bangku sudut café.Tatapan matanya tak lepas dari suatu
objek. Ya, seorang pria yang menyilaukan mata karena kepalanya yang ‘lapang’
mengenakan jaket ungu berbulu tebal kacamata orange serta red jeansnya,
“gila ni orang, dia kira lagi di korea apa
pake pakean setebal itu,cuaca panas kaya gini, aneh!”
gumam Ryuke.
gumam Ryuke.
Sesaat sebelum pergi meninggalkan café itu,
Ryuke berpapasan dengan orang ‘nyentrik’ itu dengan segelas minuman dingin di
tangannya dan tanpa sengaja menabrak Ryuke dan minuman itu tumpah tepat di kaki
Ryuke, “ aaaa dingiiiiin” teriaknya.
“Bangun
Ryuke, ini sudah jam berapa kamu belum mandi.”Ibunya berteriak dengan tangan
ibunya memegang telapak kaki Ryuke.Jelas saja dingin karena ibunya baru saja
mencuci piring.Spontan Ryuke bangun karena terkejut.
“cepat mandi sana ini sudah hampir setengah
tujuh” perintah ibunya. Mata Ryuke terbelalak melihat jam dinding warna pink
bergambar power rangers. Dengan sigap ia berlari menuju kamar mandi dan
menyambar handuk yang di gantung belakang pintu kamar.
Wajah
cemasnya semakin jelas,langkah kaki dipercepat tapi sia-sia. Ryuke tetap saja
harus dihukum karena terlambat.Menyapu musholla sekolah dan buang sampah.
“ya ampun,apes banget hari ini gara-gara mimpi
ketemu orang aneh mending mimpi ketemu Obama minta tanda tangan” gerutunya
sambil berjalan menuju kelas.
Untung saja pelajaran pertama adalah Bahasa
Indonesia,tidak masalah bagi Ryuke ketinggalan banyak pelajaran itu.Ya, Ryuke
Arya Ardana, siswi kelas XII IPA B SMAN 3 Singkawang ini memang berbakat di
bidang seni dan bahasa, uups hanya bahasa Indonesia.Puisi, cerpen, pantun,
cipta lagu dan menyanyi ia dapat melakukannya dengan baik bahkan bersyair
*wow*. Gadis 17 tahun ini juga memiliki seorang ‘ehem’ yang jaaaaaaauh di sana.
Lumayan jauh sekitar 120km dari tempat tinggal Ryuke.Ya dimana lagi kalau bukan
Pontianak.Ia lagi LDR alias Long Distance Relationship atau bahasa kalbunya sih
pacaran jarak jauh entah sampai kapan.
Ryuke mengikuti pelajaran seperti
biasa hingga pelajaran usai.Hanya tinggal beberapa hari Ryuke harus belajar di
sekolah karena tidak kurang dari satu minggu lagi ia akan mengahadapi ujian nasional.
Segala persiapan telah dilakukannya dari minum kopi hitam agar selalu melek
untuk belajar dari pagi hingga pagi lagi.Puasa sunah Senin-Kamis hingga shalat
tahajud. Segala hal ia lakukan agar ia lulus dengan hasil yang
memuaskan,membanggakan dan bisa mewujudkan niatnya yaitu melanjutkan kuliah di
UNLAM.
Namun,
keinginan Ryuke tertekan oleh keinginan orang tuanya yang memaksanya harus
masuk UNTAN di fakultas keguruan program studi kimia.Memang situasi yang sulit.
Ditambah lagi jurusan yang ingin ia masuki adalah kedokteran. Masa iya seorang
gadis yang phobia dengan darah ingin masuk kedokteran??UNLAM?? Universitas
Lambung Mangkurat yang ada di Kalsel cukup jauh walau sebenarnya dekat.Rute
penerbangannya saja yang jauh.Ryuke memang menyukai hal di luar dugaan. Namun
anehnya lagi, sang adik sangat mendukung keinginan sang kakak masuk kedokteran.
Modus apa yang dimiliki adiknya ini hingga bersemangat sekali kakaknya kuliah
di tempat yang jauh. Hanya Allah dan dirinya yang tahu. Ryuke bingung jalan
mana yang harus ia pilih. Lama memikirkannya di tempat tidur. Sampai pada
akhirnya ia sudah membuat keputusan.
Empat
hari telah berlalu, yaitu hari yang benar-benar melelahkan.Ryuke dan seluruh
siswa SMA se-Indonesia telah melaksanakan Ujian Nasional.Namun itu bukan
berarti perjuangan mereka sampai di situ saja.Mereka harus ‘hunting’
universitas dan mempersiapkan diri untuk masuk ujian universitas termasuk
Ryuke. Orang tuanya yang memaksanya untuk ikut tes masuk ke UNTAN pun ia jalani
walaupun berat hati. Takut nambah dosa menentang orang tua katanya.
Diam-diam
Ryuke pergi mendaftar dan ikut tes masuk kedokteran UNLAM. Ya sesuai keputusan
yang ia ambil, hanya dengan modal nekat dan uang tabungan yang tidak pernah
sama sekali ia sentuh, ia pergi mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang
dokter walaupun sedikit terasa aneh. Mungkin karena phobianya.
Pengumuman kelulusan adalah hari yang
sangat mendebarkan bahkan bisa menjadi penyebab serangan jantung bagi siswa,
maksudnya calon mahasiswa.Tapi entah kenapa, lagi-lagi hal aneh terjadi pada
Ryuke.Ia tidak takut atau berdebar atau nervous sama sekali. Ia bersikap biasa
saja seolah-olah Ia dating ke sekolah hanya untuk mengambil SKHU saja. Merasa
sudah pasti lulus kali Ryuke ini. (Author merasa Ryuke ini harus konsultasi
deh,tapi ke siapa ya??? *ah abaikan).
Sesaat setelah menerima SKHU, Ryuke
menggenggam erat kertas putih itu,
“Dengan ini aku harap jalanku menuju impianku
semakin lebar.Dan ketakutanku dengan darah benar-benar hilang.Aku pasti bisa,
Ryuke semangaaat!” gumamnya.
Karena terlalu semangat ’45 yang berkobar
serasa akan perang dan meluncurkan senjata bio, Ia tidak sadar bahwa di
handphonenya sudah ad 45 panggilan tak terjawab, 58 SMS dan 4 MMS. Wah, kurang
banyak sepertinya.Sudah jelas dari siapa lagi kalau bukan si ‘ehem’nya, eh,
maksudnya pacar. Sang pacar yang begitu perhatian(?) atau lebih tepatnya
curious dengan hasil Ryuke, (seperti “I’m so curious yeeeaah” kata SHInee).
Sore
pukul 3, Ryuke pergi ke rumah sahabatnya, Yurinanda.Hmm, Yurinanda atau biasa
Ryuke panggil Yuri ini adalah sahabatnya sejak duduk di bangku SMP.Lama juga ya
6 tahun bersama.Bagi Ryuke walaupun Yuri ini sedikit aneh (ya kurang lebih 11
12 lah dengan Ryuke) baginya Yuri orang yang selalu ada untuknya. Lagi senang,
badmood, atau lagi tengkar dengan pacar dan bahkan lagi kangen berat sama
pacarnya atau lebih parah Ryuke lagi down karena LDR yang berkepanjangan, Yuri
lah orang yang memberi semangat,dan menghiburnya. Selamat untuk Yuri (*nah
lo??? /abaikan teman/). Ryuke yang masih merasa tertekan dengan keinginan orang
tuanya dan impian ‘nekat’nya, mulai merasa kehilangan karena,
“Yakin kamu mau lanjut kuliah ke luar negeri Yur???
Ke Jepang ??”
“Ehm, ya tentu saja.” Jawab Yuri singkat.
“Lalu kau mau ninggalin sahabatmu yang manis
dan berbakat ini, di sini sepi sendiri ??”Tanya Ryuke. Sedikit narsis ya teman.
“Kau ini, terlalu berlebihan. Kita kan masih
bisa video call. Dan tidak selamanya aku tinggal di Jepang.”Dengan nada yang
meyakinkan.
“Berjanjilah Yuri kau akan sukses di sana
begitupun aku yang akan sukses di sini. Enam tahun kemudian kita akan bertemu
dengan keadaan yang berbeda.” Kata Ryuke dengan wajah serius dan tidak
ketinggalan backsound meraih mimpi dari J-Rock.(cocok gak??/ lupakan/).
Lalu
apa yang terjadi dengan hasil tes masuk perguruan tingginya? Tentu saja Ryuke
lulus di FKIP kimia tapi di kedokteran ? Ternyata lulus saudara-saudara. Hal
yang mengejutkan bagi Ryuke dan hal pertama yang ada di pikirannya adalah “ seorang
dokter yang phobia darah”. Tapi inilah kenyataannya.Ryuke lulus tes di fakultas
kedokteran program studi pendidikan dokter Universitas Lambung Mangkurat. Cukup
tiga jam duduk sendiri di kamar bagi Ryuke untuk memikirkan kata-kata yang pas
sebagai penjelasan dan untuk meyakinkan orang tuanya tentang keinginannya
kuliah di kedokteran. Menjelaskan mengapa Ia diam-diam melaksanakan tes itu.
Berbagai rayuan mautnya Ia gunakan, sampai pada titik buntu bagi orang tuanya
yang tidak ada pilihan selain mengizinkan anak sulung mereka. Melihat
kesungguhan hati anaknya yang ingin menjadi seorang dokter. Padahal waktu kecil
Ryuke ingin menjadi seorang anggota girlband (*backsound Cherrybelle-Love is
you).
Sorenya,
Ryuke mendapat kejutan lagi dari sang pacar yang tiba-tiba datang ke Singkawang
untuk memberi ucapan selamat langsung padanya karena lulus tes perguruan
tinggi.Pacarnya yang bernama panjang lengkap Septiansyah ini mengajak Ryuke
bertemu di luar, dating gitu.Tapi sesuatu langsung terlintas di pikiran Ryuke.
Sesuai
waktu dan tempat yang telah dijanjikan, Ryuke datang dengan baju biru sepatu
biru dan black jeansnya,anggun dan memesona Septiansyah. Waw. Ternyata hujan
deras pun tidak mengurungkan niat mereka datang ke sebuah taman yang bisa di
bilang Ueno Koen Onshi Park versi
Singkawang gitu. Kalau di Jepang taman itu banyak bunga sakuranya kalau di sini
cuma bunga bougenvil warna warni.Cuaca yang tidak bersahabat ini seolah-olah
ingin menemani mereka berdua. Derasnya air hujan turun,awan gelap dan bunyi air
yang turun jatuh ke tanah seperti nada atau irama yang romantis saat itu.Tak
lama, hujan pun berhenti, dan mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sekitartaman
itu. Mereka tidak bicara banyak hingga akhirnya Ryuke menjelaskan keinginannya
memilih UNLAM daripada UNTAN.
“Benar kamu ingin ke sana ? Kalsel apa tidak
terlalu jauh ?” Tanya Septiansyah.
“Iya, aku benar-benar ingin ke sana.” Jawabnya
singkat.
“Lalu bagaimana dengan kita ?”Tanya
Septiansyah dengan sedikti khawatir.
Ryuke tidak menjawabnya. Hanya diam sesaat,
dan kemudian
“Aku ingin mewujudkan impianku.”Katanya yang
diakhiri dengan senyuman termanisnya.
Seakan berada di Negara yang sedang mengalami
musim gugur, angin dingin tiba-tiba saja bertiup dan menyelimuti tubuh mereka, bunga
bougenvilnya banyak berjatuhan dan pohon-pohon sekitar yang daunnya menguning
mulai menggugurkan daunnya dan jatuh ke genangan air kecil yang tak jauh dari
mereka.Di balik senyumannya itu juga tersimpan kesedihan yang tertahan. Inikah
lanjutan asmara mereka yang telah mereka rajut susah payah badai halang
merintang selama 2 tahun 11 bulan 30 hari 24 jam ? Dalam diri Ryuke Ia
berprinsip kalau jodoh tak lari kemana (kata Yuni Shara).
Akhirnya
Ryuke pergi meninggalkan kota Singkawang tempat tinggalny bersama ayah,ibu dan
adik tercinta menuju bandara Supadio untuk segera bertolak ke bandara Soeta
setelah itu langsung ke bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin. Perjalanan yang
cukup melelahkan bagi Ryuke karena harus dua kali flight, padahal tujuan kalsel
yang dilihat dari peta itu tidak terlalu jauh.Dan yang pertama dikunjungi oleh
Ryuke adalah psikolog. Jelas saja, karena Ryuke tidak ingin phobianya terhadap
darah menghambat pendidikan dokter yang akan Ia jalani di sini. Lagipula, Ryuke
ini kenapa dari awal harus mengambil jurusan yang bertentangan dengan kadaan
dirinya.Aneh.
Menjalani
ospek dan kuliah diikuti dengan pengobatan, maksudnya konsultasi ke psikolog
selama tiga bulan.Ya.Cukup tiga bulan bagi Ryuke untuk menghilangkan ketakutan
dan kecemasannya melihat darah.Secepat itukah???Hebat, walaupun harus
‘beradaptasi’ dengan darah dan ini yang paling sulit. Ryuke tidak ingin semua
yang telah Ia korbankan demi impian besarnya ini sia-sia. Semua Ia tebus dengan
belajar sangat giat dan ingin menepati janjinya terhadap seseorang.
Semua
benar-benar terbayarkan. Semua hal yang selama ini di korbankannya dan usaha
serta doa dari orang-orang tercinta, Ryuke sukses menyabet gelar dokter. Enam
tahun memang bukan waktu yang singkat. Ryuke pulang ke rumahnya di Singkawang
dan Ia benar-benar seorang yang berbeda. Lebih dewasa dan tetap terlihat
memesona.
Ryuke pergi untuk berjalan-jalan,
sampai Ia di taman dimana Ia terakhir kali bertemu dengan Septiansyah. Ia
berdiri di posisi dan tempat yang sama saat Ia terakhir kali bicara dengan
Septiansyah. Desaign taman, pohon dan bunga di sana tidak berubah dan masih
tetap sama indahnya seperti dulu. Cukup lama Ia berdiri di sana dan Ryuke
memutuskan untuk pulang. Ia memutar balik badannya dan Ia terkejut. Septiansyah
ada di depan matanya yang berdiri sekitar 10 meter dari tempat Ryuke.
Jelas sekali dua sejoli ini sangat
setia dan sangat merindukan satu sama lain. Mata Ryuke berbinar seakan menahan
air mata.Terpaku diam dengan perasaan sedikit gugup dan Septiansyah yang mulai
berjalan mendekat ke arah Ryuke.
“Sudah lama tidak bertemu, Ryuke.”
“Iya.”balas ryuke singkat dengan suara yang
sedikit bergetar.
“Bagaimana kabarmu ?Kau baik-baik saja selama
di sana? Penampilanmu terlihat berbeda dari yang terakhir kita bertemu.”
“Aku baik-baik saja. Terima kasih.” Kata Ryuke
dengan mata yang semakin merah.
“Aku sudah lama menunggu hari ini, Ryuke. Aku
yakin kau pasti kembali.” Terang Septiansyah. Mereka berdua berdiri, saling
menatap satu sama lain dan melontarkan senyum terbaik mereka sebagai
pelampiasan rasa rindu yang tertahan selama enam tahun. Diiringi dengan tiupan
angin yang sejuk bunga bougenvil yang jatuh dan terbang kea rah mereka dan daun
yang jatuh ke genangan air kecil yang tak jauh dari mereka berdiri.
Pada pertengahan tahun 2020, beberapa
bulan setelah Ryuke kembali ke Singkawang, Ia ingin liburan ke suatu tempat.Ia
ingin pergi sendirian. Ryuke ingin refreshing ke tempat yang agak jauh.
Marina
Bay Cruise Centre adalah tempat tujuan liburannya yang berada di
Singapore.Pelabuhan termewah di dunia dan tempat berlabuhnya kapal- kapal
pesiar dari manca negara. Ternyata tujuan utamanya datang ke sana bukanlah
liburan melainkan bertemu dengan seseorang yang sudah lama tidak Ia jumpai. Ya,
siapa lagi kalau bukan sahabatnya Yurinanda. Yuri yang baru menyelesaikan study
di Jepang. Mereka berdua bertemu di Marina Bay.Tempat elite dan mewah.
“Selamat Dokter Ryuke Arya Ananda, akhirnya
kau menepati janjimu.” Ucap Yuri membuka pembicaraan.
“Terima kasih, kau juga selamat, karena sudah
menepati janjimu Manager utamaTakeda Pharmaceutical Company Limited.”sahut
Ryuke.
Mereka berdua telah menepati janji mereka
sebelum mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing dan mewujudkan impian
mereka.Ryuke sekarang seorang dokter tapi bukan seorang dokter yang phobia
dengan darah.Justru phobianya itulah yang mengantarkannya menjadi seorang
dokter yang professional.
~TAMAT~
Author : Della Widya Ningtyas
XII IPA 3
1 komentar:
Artikel yang menarik,.. ^^
keep post ^^
Semangat ^^
Posting Komentar