CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Rabu, 23 Januari 2013

DANIA'S DIARY'S


 DANIA'S DIARY'S
by Kukuh Prasetyo

Sekitar lima puluh ribu tahun lalu di tengah hutan rimba lahirlah seorang anak laki-laki. Anak ini terlihat beda dari anak-anak lainnya. Pada saat dia lahir, dia tidak menangis, akan tetapi langsung tersenyum dengan sangat manis. Anak itu adalah gue. Hahahaha (intermezzo doank J). Nama gue adalah Danias Prawira, yang biasa dipanggil temen-temen gue nias, yang sama dengan salah satu pulau di indonesia. Tapi gue dirumah biasanya di panggil sama orang tua gue dan saudara-saudara gue “dedek”,
padahal gue udah sebesar gini masih aja dipanggil gitu, ckckckck ==’. Gue berhasil keluar dari rahim nyokap gue dan bisa menghirup udara bebas pada tanggal 7 Juni 1995. Tapi gue heran kenapa gue malah nangis setelah gue berhasil keluar dari dalam rahim nyokap gue, begitu juga dengan bayi-bayi yang lain. Mungkin dengan naluri kebayian gue waktu itu gue terharu, setelah gue hanya bisa muter-muter doank didalam rahim nyokap gue dan terkadang gue nendang-nendang perut nyokap gue kayak orang yang gedor pintu, gue bisa bergerak bebas diluar sini. Gue lahir paling terakhir dari saudara-saudara gue, gue bungsu dari 4 bersaudara, gue dilahirkan dari pasangan Samidi dan sumarsih. Banyak yang bilang kalau anak bungsu itu sering dimanjain sama orang tuanya. Tapi pada kenyataan hidup gue gak seperti itu, bokap nyokap gue berlaku adil kepada semua anaknya, sebenernya gue tidak terlalu senang dengan hal ini, karena gue pengen juga dimanjaain. Tapi gak masalah, gue setidaknya dapat sedikit kasih sayang lebih dari nyokap gue, biarpun hanya sedikit lebihnya. Gue juga sangat bersyukur lahir ditengah-tengah keluarga ini, semua saudara-saudara gue sangat sayang dengan gue.
            Saat umur gue menginjak 5tahun, gue  dijeblosin nyokap ke Taman Kanak-Kanak. Nama TK gue waktu itu adalah TK Pembina, tempatnya gak jauh dari rumah gue. Tapi gue senang bisa bersekolah disini. Pada hari pertama masuk TK, gue gak kayak anak-anak lain yang kebanyakan waktu itu nangis waktu ditinggal orangtua mereka karena takut. Sementara itu gue sangat bersemangat untuk sekolah. Saat nyokap gue nyuruh gue masuk ke dalam kelas karena dia sudah mau pergi bekerja, nyokap gue berpesan “deg, jangan nakal-nakal ya. Belajar yang bener. J”. Gue nyahut “Iya ma”(dengan senyum yang lebar). Nyokap gue pun pergi ninggalin gue, gue pun  perlahan-lahan masuk ke dalam kelas. Semakin masuk ke dalam kelas gue semakin merasakan atmosfer yang berbeda, adrenalin gue meningkat, gue semakin bersemangat. Suara berisik anak-anak lain yang menangis ditemani nyokap mereka semakin jelas. Lalu ada seorang guru yang menghampiri gue. Awalnya gue agak takut dengan guru itu, karena gue pikir gue bakal, diangkat dipundaknya dan gue bakal dilempar keluar kelas(perasaan parno anak kecil,hahaha).  Tapi saat guru tersebut megang tangan gue dengan lembut, gue menjadi tenang. Guru itu berkata “mama kamu mana???”, gue menjawab “pergi kerja bu guru”. “Oh ya udah, kamu ikut ibu ya”(dengan suara yang lembut). Gue pun ikut dengan guru itu, dan sampailah gue dibangku tempat duduk gue. Guru itu berkata “kamu duduk disini ya??”, gue manggut dan tersenyum. Gue pun duduk dibangku itu. Ada 4 orang yang duduk dibangku lain di dekat gue, ada 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Mereka berempat kelihatan asing banget buat gue waktu itu. Gue sempat takut waktu melihat mereka pertama kali, karena tampang mereka yang menurut gue kayak asing banget, saking asingnya di imajinasi gue mereka hampir mirip dengan makhluk dari planet lain (imajinasi anak kecil). Anak laki-laki yang pertama tepat disamping gue, namanya dimas. Kesan pertama gue waktu meliat dimas, gue berfikir ini anak pasti nantinya bisa jadi atlet sundul profesional, hahahaha. Dimas mempunyai jidat yang lebar dan licin, semut pasti bakal terpeleset kalo jalan di jidatnya, hahahaha. Anak laki-laki yang kedua adalah angga. Imajinasi gue waktu meliat angga, jikalau bapak gue gak punya cangkul di rumah, pasti udah gue bawa pulang dia, karena hidungnya bisa gue jadiin cangkul. Angga berperawakan besar dengan kulit hitam dan hidungnya yang mirip cangkul, gue takut buat dekat-dekat dia waktu itu, karena salah-salah gue dicangkul pakai hidungnya yang super mancung,wkwkwkwkwk. Mereka berdualah yang nantinya bakal jadi temen baik gue selama di TK. Dua anak perempuan yang ada satu bangku dengan gue tidak terlalu aneh kalo dibandingkan dengan si dimas dan angga. Nama mereka adalah rena dan reni, ternyata mereka berdua adalah anak kembar. Gue baru sadar, gue liat-liat mereka seperti pribahasa “anjing menggogong kafilah berlalu”, eh maaf maksud gue “bagai pinang dibelah dua”, gagagagaga J. Dibanding mereka gue lebih terlihat tidak aneh, gue adalah anak yang pendiam selama gue di TK.
            Pelajaran pertama hari itu adalah pelajaran bernyanyi. Lagu yang pertama kali diajarkan sama guru kue waktu itu adalah lagu “Anak Budiman”. Pertama kali gue nyanyikan lagu ini gue bingung sendiri. Gue bingung kenapa lirik terakhir sekaligus judul lagu nya itu “anak budiman”, dalah pikiran polos gue waktu itu gue berfikir, kenapa lirik terkahirnya itu “anak budiman”, padahal kan nama bokap gue bukan “budiman”. Gue berniat untuk mengganti lirik terkhirnya itu dengan nama bokap gue, menjadi “Anak Samidi” pada ketiga kalinya gue nyanyiin lagu itu. Tapi untuk berapa saat gue berfikir dan gue sadar ternyatan budiman itu bukan nama orang, tetapi berarti “Anak yang berbudi”, untung aja gue belom sempat gantiin liriknya dengan nama bapak gue,kakkakkak J. Saat bernyanyi rame-rame gue sangat bersemangat, karena itu  pertama kalinya gue bernyanyi rame-rame. Gue yang terlihat paling semangat diantara temen-temen sebangku gue. Guru-guru waktu itu juga banyak memperhatikan gue, dalam pikiran mereka mungkin gue udah kelihatan berbakat dalam bernyanyi atau malah mereka berfikir kenapa ini anak kok teriak-teriak kayak anak monyet yang minta makan,hahahaha. Setelah bernyanyi beberapa lagu, tibalah waktunya istirahat. Gue langsung mengambil tas gue dan melihat apa nyokap gue bawain buat gue. Gue berfikir pasti nyokap gue bawain gue bekal makanan kesukaan gue waktu karena itu adalah hari pertama gue masuk TK. Saat gue buka bekal gue, gue buka pelan-pelan, ternyata beneran nyokap gue bekalin gue makanan kesukaann gue, yaitu Yellow Rice atau dalam bahasa indonesia artinya nasi kuning. Gue sangat suka nasi kuning waktu gue kecil. gue ingat, gue pernah makan nasi kuning mulu satu harian, makan pagi,siang, dan malam gue makan nasi kuning. Saking suka nya gue sama nasi kuning. Karena kejadian hari itu, saat gue ke WC buat nyetor, kotoran gue semuanya warna kuning (emang semua orang kalo nyetor kotorannya kuning ya? Hehehehe). Untung aja kotoran gue waktu itu gak dalam bentuk nasi kuning juga. Gue khawatir kalo kotoran gue waktu itu bentuknya nasi kuning, gue bakal nampung dan gue makan lagi sangking sukanya gue sama nasi kuning (hahahaha, jorok J). Kembali lagi pada hari itu. Saat gue tau yang nyokap gue bekalin waktu itu adalah nasi kuning, gue langsung makan. Tapi baru aja gue mau masukin suapan pertama gue ke dalam mulut gue, terdengar suara guru gue yang berkata “anak-anak, sebelum makan kita berdoa dulu sama-sama ya??? Ikutin bu guru”. Gue pun menaruh lagi nasi suapan pertama gue dan mulai ngikutin bu guru membaca doa makan. Dimulai dengan membaca basamalah bersama-sama, gue ngikut aja kayak burung beo. Setelah selesai basmalah gue gak tau lagi mau membaca apa, karena gue belum tau doa makan. Jadi gue waktu itu hanya mangap-mangap aja kayak ikan teri kalo lagi berenang sambil dengerin bu guru baca doa sama anak-anak yang lain. Setelah selesai baca doa gue mengambil suapan pertama gue dengan semangat sambil gue noleh ke arah angga dengan bekal ayam goreng didipannya. Gue melihat dia meratiin gue dan nasi kuning gue. Gue berpikir mungkin dia juga maniak nasi kuning sama seperti gue. Gue pun mendekati dia dan berbaik hati berbagi dengan dia nasi kuning gue, karena dia juga maniak nasi kuning. Saat gue mendekatinya dan gue menawarkannya untuk berbagi nasi kuning gue, dia terlihat sangat senang sekali seperti gorila yang baru saja dapat makanan, hahahaha. Dia tersenyum lebar ke arah gue dengan senyuman khas dia dan tidak lupa hidung cangkul nya yang bergerak,hehehe. Dia juga menawarkan gue ayam goreng bekalnya. Gue dan angga pun makan bersama dan berbagi bekal, tapi gak pakai suap-suapan loh ya.
           

Setelah istirahat, tibalah saatnya untuk bermain diluar. Permainan yang paling gue suka waktu gue TK adalah perosotan. Gue sangat senang main perosotan karena perosotan memberikan sensasi yang berbeda dari permainan-permainan lainnya. Gue merasakan kesenangan yang luar biasa saat meluncur dari perosotan. Gue merasakan adrenalin gue meningkat dan angin yang bertiup kencang ke arah gue. Gue berkali-kali mengulang permainan ini tanpa rasa bosan. Sesekali gue mengajak angga dan dimas temen sebangku gue untuk lomba bermain perosotan. Yang pertama kali gue ajakin lomba main perosotan adalah si Dimas, Gue ngajakin dia “Dimas, lomba main perosotan yuk?? (berbicara selayaknya anak kecil)”. Dimas menyanggupi ajakan gue “ayuk, siapa takut”. Gue dan Dimas pun naik ke atas perosotan. Setelah sampai diatas, gue dan Dimas duduk bersiap-siap untuk meluncur. Gue optimis bakal menang dari Dimas. Cuma ada sesuatu hal yang gue khawatirkan tentang dimas. Gue khawatir saat meluncur dia kehilangan keseimbangan karena tidak kuat menahan  berat jidatnya yang lebar dan dia tersungkur ke tanah dengan jidat duluan, lalu bakal terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat karena jidatnya itu. Tapi gue khilangin semua kekhawtiran gue, gue berpikir harus menang dari Dimas. Gue dan Dimas meluncur, gue memimpin didepan Dimas dan akhirnya gue yang menang. Gue sangat senang karena gue yang menang sekaligus lega karena Dimas gak tersungkur dan terjadi gempa bumi. Gue merasa seperti atlet perosotan profesional setelah mengalahkan Dimas. Setelah menang dari Dimas, gue menantang angga untuk lomba dengan gue. Gue juga sangat optimis menang dari angga, karena gue pikir dia bakal susah untuk meluncur karena badannya yang gede. Ternyata bener dugaan gue, gue yang menang dari angga. Setelah meluncur ke tanah angga menghampiri gue, gue mulai takut apa yang bakal angga lakuin ke gue. Apa dia bakal macul gue pakai hidungnya yang super mancung. Ternyata gak, dia senyum ke gue dan ngajak gue bermain lagi. Tapi gak lama kemudian  lonceng berbunyi, saatnya masuk ke kelas dan pulang. Sebelum pulang gue beresin tas gue dan berdoa bersama-sama. Kali ini gue gak cuma mangap-mangap doank. Gue dengan suara yang lantang membaca doanya, karena gue udah di ajarin sama nyokap gue,hehehe. Setelah berdoa bersama gue dan anak-anak lainnya pun keluar. Ternyata abang gue yang kedua udah nungguin gue didepan pagar TK gue.  Gue pun mengghampiri abang gue dan siap untuk pulang ke rumah.
 Tapi gue ternyata gak pulang ke rumah gue, gue di antar abang gue ke rumah bibi gue. Gue dititipkan di rumah bibi gue, karena dirumah gue gak ada siapa-siapa. Orang tua gue belum pulang. Jadi gue dan abang gue dirumah bibi gue. Tapi gue juga gak terlalu bosan di rumah bibi gue, gue bisa main sama abang gue dan anak-anak bibi gue. Setelah kira-kira jam setengah satu, gue dan abang gue pun pulang ke rumah, karena orang tua gue udah pulang ke rumah jam segitu. Setibanya di rumah, gue langsung disambut sama nyokap gue. Gue langsung digirin sama nyokap gue masuk ke kamar, untuk digantiin pakaian gue. Saat nyokap gantiin pakaian gue, nyokap sambil nanya-nanya ke gue gimana pengalaman  gue di hari pertama di TK, “gimana deg tadi sekolah nya???? Seneng????” nyokap nanya ke gue sambil tersenyum. Gue menjawab “seneng banget ma, dedeg tadi nyanyi-nyanyi, makan sama temen-temen, terus main perosotan ma, tadi juga dedeg lomba main perosotan sama temen dedeg, dedeg menang ma lomba sama 2 temen dedeg main perosotan” (tersenyum lebar), “hebat banget anak mama,” nyokap jawab ( ngelus-ngelus rambut gue sambil tersenyum). Kadang-kadang gue kangen juga saat-saat seperti itu, gue dipuji sama nyokap sambil ngelus-ngelus rambut gue, saat-saat itulah yang susah buat gue dapetin saat gue remaja.
Sore harinya gue kadang-kadang main ke TK gue, gue sama Dimas dan Angga pergi ke TK gue untuk bermain disana. Disana gue, dimas dan angga biasanya maen perosotan, seperti yang gue bilang perosotan adalah permainan favorit gue, sampai-sampai di TK gue anak-anak yang lain dan guru-guru gue nganggap gue adalah anak yang paling jago maen perosotan, hehehe. Kadang-kdang gue,dimas dan angga juga sering bermain bola di TK gue pada sore hari. Gue, angga dan dimas lumayan jago dalam permainan sepak bola dan kami termasuk tim yang solid. Gue biasanya bermain sebagai penyerang, karena hanya gue kayak nya yang bisa di posisi ini dibanding dimas dan angga (kalian pasti tau alasannya, hehe). Tapi gue punya posisi yang cocok buat mereka berdua dalam tim gue, yaitu tukang pacul dan tukang sundul, hehehe. Yang gue maksud tukang pacul dan tukang sundul adalah keeper (angga) dan pemain belakang (dimas). Tapi gue julukin mereka dengan nama tukang pacul dan tukang sundul. Kenapa gue julukin dimas tukang sundul dan angga tukang pacul???? Kalian tau kenapa???.  Gue julukin mereka begitu karena mereka sesuai banget dengan julikan itu. Dimas sebagai tukang sundul di tim gue dia sangat profesional sekali menjalan kan perannya. Dia akan selalu siap untuk menjaga daerah pertahanan kue tim gue, kalo ada musuh yang masuk dalam daerah pertahanan gue, pasti anak itu akan tertekan jiwa dan raga nya melihat sesosok anak kecil yang luar biasa lebar jidat nya, dan siap untuk menyundulnya dengan jidatnya itu. Terbukti dalam permainan dimas hanya berapa kali dilewati oleh pemain lawan. Kalau sesekali dimas dilewati, akan ada angga di jantung pertahanan kami yang siap untuk menghadapi lawan dengan pacul nya, eh, maksud gue hidungnya. Angga berbadan besar untuk seukuran anak-anak TK, jadi dia bakal dengan mudah untuk menutupi gawang dan menangkap tendangan lawan, dan jika sekali-sekali dia kewalahan dia akan mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu pacul ajaib, hehehehe. Seperti yang gue bilang tim gue adalah tim yang solid, tim yang tidak mudah dikalahkan sekaligus tim yang tidak mudah menang. Terbukti saat gue TK tim gue hanya pernah menang sekali, dengan beberapa kali kalah dan sangat sering seri. Tapi disetiap pertandingan tim gue pasti ada menimbulkan luka mental mendalam kepada pemain lawan, ini berkat peran tukang pacul dan tukang sundul,hehehehe. Ngomong-ngomong masalah bola ada suatu kejadian yang paling gue ingat di memori gue tentang permainan sepak bola. Pada saat gue sedang bermain bola di TK gue pada saat pelajaran olahraga, gue hampir buat salah satu guru gue migran(sakit kepala sebelah) akibat tendangan keras gue. Awal ceritanya, seperti biasa gue, dimas dan angga bermain tendangan pinalti di halaman TK gue. Gue dan Dimas berlomba untuk membuat gol sebanyak mungkin ke gawang nya si tukang pacul. Pertama giliran dimas, dimas bersiap-siap untuk menendang bola seperti pemain profesional dengan jidat yang lebar. Dia pun menendang bola dengan sekuat tenaganya ke arah gawang. Akan tetapin angga masih sangat kuat, angga dapat dengan mudah menahan  tendangan dimas dengan gaya khas tukang pacul. Melihat dimas gagal membuat gol gue sangat bahagia dan gue segera mundur menjauhi dimas, gue takut kalo-kalo dia kesal, dia bakal nyundul-nyundulin gue. Tibalah giliran gue, gue bersiap-siap untuk menendang bola. Gue Melihat ke arah gawang, disana ada angga yang siap untuk memacul tendangan gue, eh, maksud gue menangkap tendangan gue,hehehe. Gue perhatikan muka angga, semakin gue liat dia semakin gue yakin kalo teori darwin itu benar,hehehe.  Gue pun menendang bola dengan semua kemampuan yang gue punya, gue arahkan tepat ke sudut kiri gawang. Tendangan gue terlalu kuat untuk dibendung angga, awalnya gue senang, tapi pada saat bola gue mengarah ke guru gue, gue mulai khawatir, keringat gue mulai bercucuran, waktu serasa berjalan lambat(kayak slow motion di film-film), untung aja guru gue cepat sadar kalau ada bola yang sedang mengarah ke dia dan untungnya lagi guru gue lebih hebat dari si tukang pacul, jadi guru gue bisa dengan mudah mementahkan tendangan super gue. Guru gue pun selamat dari ajalnya karena tendangan gue. Tapi karena gue dan temen-temen gue masih kecil, guru gue hanya memberi nasehat kepada gue dan temen-temen gue agar lebih hati-hati lagi bermainnya. Gue bisa bernafas lega, karena guru gue itu gak marah besar sama gue dan temen-temen gue. Gue ngira guru gue bakal marah besar, dia bakal datang ke arah gue, angga, dan dimas lalu melempar bola sekuat tenaga dia ke arah gue, lalu setelah gue terjatuh dia bakal masukin  itu bola ke dalam mulut gue dengan brangasnya, gue pun tergeletak. Lalu dia lanjut pergi ke arah angga dan menangkap paculnya dan membanting angga seperti lagi nyuci baju, dan dia bakal melakukan yang lebih berangas lagi kepada dimas, dia akan mengangkat badan dimas lalu menjedotkan kepala dimas ke dinding sekolah layaknya orang yang sedang bertukang. Saking paniknya gue, terlintas seperti itu dalam bayangan gue kalo guru gue itu bakal marah. Tapi ternyata hal tersebut gak terjadi, gue dan teman-teman gue selamat, karena guru gue itu baik juga. Dan inilah juga yang dimiliki oleh anak kecil, kalo mereka berbuat kesalah dengan orang dewasa, pasti mereka gak bakal dimarahi. Keberuntungan inilah yang gak dimilikin olah orang dewasa.

Hari yang paling gue senang saat gue TK dulu adalah hari SABTU. Yang gue seneng pada hari itu adalah TK gue pasti membagikan makanan gratis kepada semua muridnya, jadi kalo gue dibekalin sama nyokap gue terus di sekolah gue dapat makanan gratis, jadi nya gue bisa makan dua kali, hehehehe (pikiran sederhana dari anak kecil). Di hari itu juga guru-guru TK gue akan mengajak semua murid untuk jalan-jalan (Jalan kaki) keliling daerah sekitar TK gue. Gue juga sangat senang dengan kegiatan ini. Tapi kegiatan ini juga terkadang membuat gue cemas. Suatu ketika gue dan murid-murid lainnya sedang berjalan-jalan sambil bernyanyi, udah lupa lagu apa, yang jelas bukan lagu NOAH, karena NOAH waktu itu masih ada dalam kandungan (belum lahir), gue dan murid-murid yang lain dikejutkan dengan sesosok makhluk berbadan besar, bau, bertanduk, dan terkadang mengeluarkan suara “Mooooooooohhhhhhh”, orang menyebutnya “SAPI”. Gue dan murid-murid yang lain pasti merasakan kengerian yang berkali-kali lipat, serasa langit menjadi gelap dan seakan-akan hidup gue sudah gak lama lagi (lebay, hehehe), saat sudah mulai sampai daerah yang banyak makhluk itu sebut saja sapi. Gue takut karena pada saat gue dan yang lainnya lewat daerah itu, semua sapi tersebut bakal mencoba untuk menyundul gue dan yang lainnya. Mungkin kalo tidak diikat sama pemiliknya sapi-sapi tersebut bakal mengejar gue sampai kemanapun. Jika hal itu terjadi hal pertama yang gue lakukan adalah mendekati dimas dan berlindung dibalik jidatnya yang lebar, dan gue bakal menghadapkan langsung si dimas dan sapi itu agar mereka bisa sundul-sundulan, gue yakin dimas gak bakal kalah adu sundul dengan sapi itu. Setelah melewati daerah itu gue merasa seperti terlepas dari maut, gue bisa bernafas lega dan menikmati jalan-jalan gue lagi.
            Gue juga sering main kejar-kejaran pada saat gue TK dulu, gak tau apa asiknya permainan tersebut. Sampai sekarang gue masih belum menemukan apa yang bisa bikin permainan tersebut sangat populer dikalangan anaka-anak. Permainannya sangat-sangat sederhana, kita hanya perlu lari sekencang-kencangnya agar tidak tersentuh sama anak lain yang jaga. Gue juga sangat jago dalam permainan ini, terhitung hanya berapa kali gue tersentuh dalam permainan ini. Rahasia gue kenapa gue bisa begitu jago dalam permainan ini, gue selalu mengandaikan orang yang mengejar gue itu adalah makhluk yang mengerikan yang punya sentuhan mematikan, dalam satu sentuhan saja gue bakal mati pada saat itu juga. Dengan bayangan seperti itu gue pasti gak bakal mau tersentuh sekalipun, karena jika gue tersentuh nyawa gue bakal melayang. Sudah terhitung berapa kali gue pertaruhkan nyawa gue untuk bermain kejar-kejaran, hehehehe J. Ngomong-ngomong soal permainan kejar-kejaran, salah satu teman gue pernah mendapatkan pengalaman yang gak bakal dia lupakan. Pada saat gue dan teman-teman gue sedang asik bermain, tiba-tiba terjadi satu insiden. Salah satu teman gue terjatuh saat dia berusaha melarikan diri agar tidak tersentuh. Anehnya dia terjatuh dengan gigi duluan menyentuh batu. Spontan gue berfikir gigi temen gue itu bakal patah semua seperti film Tom and Jerry. Tapi dia selamat, Insiden itu hanya membuat gigi bagian depannya saja yang pecah. Tapi hal itu juga mungkin yang membuatnya sangat terpukul, karena setelah kejadian tersebut dia menjadi jarang untuk tersenyum.
            Saat gue TK, gue juga pernah ikut lomba menari. Gak tau bagaimana ceritanya gue bisa ikut lomba menari. Mungkin guru gue pernah melihat gue menari saat gue sedang joget-joget saat mendengar lagu dangdut, hehehehe. Waktu itu TK gue memilih tarian kuda lumping untuk mengikuti lomba menari tersebut. Pada hari perlombaan tiba, gue dan temen-temen gue bersiap-siap dulu di rumah salah satu guru gue. Disana gue dan temen-temen gue didandanin sdemikian rupa. Gue disana dipakaikan kostum yang biasa dipakai oleh pemain-pemain kuda lumping, tapi baju yang versi kecilnya. Wajah gue juga dirubah habis-habisan, dibedakin super tebal, bibir gue dikasi lipstik, alis sama mata gue ditulis mengggunakan pensil alis. Gue bingung kenapa gue pasrah aja didandanin seperti itu. Dalam pikiran gue sekarang, gue itu mau ikut lomba menari atau bakal dibawa ke suatu tempat dan gue di suruh mangkal disitu dengan dandanan seperti itu. Tapi ternyata guru gue mendandanin gue dan anak-anak yang lain seperti itu bertujuan agar kami benar-benar tampil habis-habisan sehingga bisa menang dalam lomba tersebut. Gue dan anak-anak yang lain pun pergi ke tempat lomba menari tersebut diadakan. Gue dan yang lain turun dari mobil sesampainya di sana. Gue dan anak yang lain menunggu di tempat yang telah disediakan. Gue terlihat sangat percaya diri biarpun dengan dandanan gue seperti itu. Gue dan yang lainnya menunggu giliran kami untuk tampil. Sambil menunggu kami diberi oleh panitia lomba tersebut kue didalam kotak. Tapi guru gue melarang gue dan yang lainnya memakannya, karena takut lipstik yang gue dan yang lain pakai hilang. Setelah beberapa saat tibalah giliran TK gue untuk menampilkan tarian kami. Gue semakin percaya diri karena semua orang yang menonton bersoarak untuk gue dan teman-teman gue. Gue semakin semngat lagi karena bokap,nyokap, abang dan kakak gue juga menyaksikan gue menari. Mulailah gue dan teman-teman yang lain menarikan tarian kuda lumping dengan diiringi musik yang sangat enak. Satu demi satu gerakan tarian tersebut kami gerakan, gue merasakan seperti penari profesianal dengan ditonton banyak orang dan akhirnya selesailah tarian dari TK kami. Gue merasa sangat senang, karena gak ada satupun gerakan yang gue dan anak yang lain salah melakukannya. Saat gue dan yang lain turun dari panggung semua orang bersorak untuk penampilan gue dan yang lainnya. Orang tua, kakak dan abang gue langsung nyambut gue dibawah panggung, begitu juga temen-temen gue yang lain. Nyokap gue langsung menghapiri gue, dan memeluk gue dengan erat. Beliau sampai meneteskan air mata, beliau berkata “mama bangga banget sama kamu, nias” sambil tersenyum ke gue. Gue pun spontan mengeluarkan airmata mendengar nyokap gue berkata seperti itu. Gue sangat senang bisa membanggakan nyokap gue. Bokap, kakak dan abang gue juga sangat senang dan bangga melihat gue. Saat-saat inilah yang gue sangat rindukan  saat gue remaja. Seperti inilah masa-masa gue TK dulu.
            Setelah satu tahun gue bersekolah di TK gue tercinta, masuk lah ke masa-masa SD gue. Gue dijebloskan sama nyokap gue ke SDN 7 SINGKAWANG TENGAH. Letak sekolah gue itu gak jauh dari rumah gue, tinggal nyebrang jalan terus ada sabuah jalan yang lebih kecil dari jalan raya, disamping warung serba ada milik Alphard Algifari ( kalian pasti tau warung yang sangat terkenal ini), hehehehehe. Warung ini menyediakan semua barang yang anda butuhkan, menurut informasi yang gue dapatkan dari alphard. Jadi kalo butuh sesuatu datang saja ke warung alphard, barang lengkap harga terjangkau (loh, kok jadi promosiin warung alphard, “pat jangan lupa komisi buat gue, hahahahaha”). Kembali lagi ke masa SD gue, hari pertama gue SD gue di antar sama nyokap gue ke SDN 7. Gue semangat banget buat masuk SD, beribu-ribu kali lipat semangatnya. Sepanjang jalan menuju sekolah bersama nyokap, gue nyuruh nyokap gue buru-buru biar cepet sampai SD gue, gue narik-narik baju nyokap gue sampai baju beliau melar karena gue tarik-tarik.  Setelah berapa menit gue narik-narikin baju nyokap gue, sampai gue dan nyokap gue ke SD yang gue maksud. Waktu gue sampai gue melihat banyak banget anak-anak murid yang lain dengan tingkah laku mereka masing-masing waktu gue melayangkan langkah pertama gue ke dalam gerbang, gue merasakan atmosfer yang berbeda. Gue seperti merasakan ada yang berbeda dari atmosfer di luar pagar sekolah dengan di dalam sekolah. Beberapa kali gue mencoba untuk keluar pagar,terus masuk lagi untuk meyakinkan hal itu. Nyokap gue sampai heran kenapa gue seperti itu, beliau mengira pasti gue kebelet pengen ke WC, nyokap gue bilang ke gue “ kamu kenapa nias??? Kebelet ya? Ayo mama antar ke WC?”, “gak ma, nias cuma iseng aj kok ma, heheheh J”. Nyokap pun langsung memegang tangan gue dan membawa gue ke kelas yang bakal gue masukin. Gue semakin bersemangat untuk melihat kelas mana yang bakal gue masukin. Sampai lah gue dan nyokap gue ditengah-tengah dua kelas, yang salah satunya bakal jadi kelas gue. Gue disitu disuruh sama guru buat milih kelas yang bakal jadi kelas gue. Gue diam sejenak. Itu benar-benar pilihan yang sulit untuk anak seumuran gue waktu itu. Gue mencoba mencari pilihan yang tepat buat gue. Gue melihat ke arah kelas yang satu, lalu gue melihat ke kelas yang lainnya. Di kelas yang satu yaitu kelas A, gue merakan aura negatif yang sangat besar dari kelas tersebut, berbeda dengan kelas yang gue merasakan lebih banyak aura positif. Dari hasil penerawangan gue waktu itu, akhirnya gue memilih kelas B yang lebih banyak aura positifnya, karena gue belum siap kalo mesti masuk kelas dengan aura negatif yang sangat kuat, gue belum siap untuk belajar dengan para makhluk-makhluk astral disekitar gue. Apa jadinya kalo gue satu kelas dengan mereka, yang ada malah gue gak bisa ngapa-ngapain, setiap harinya gue bakal ngebanjirin kelas gue dengan air kencing gue, gak bisa dibayangin. Akhirnya gue pun masuk ke kelas B. Waktu gue masuk, hasil penerawangan gue memang bener. Kelas yang gue pilih serasa sangat nyaman, guru yang ngajar kelas gue juga sepertinya sangat baik sekali. Gue duduk sama anak lain yang belum gue kenal sama sekali. Gue bener-bener belum mengenal sama sekali anak-anak lain yang ada dikelas gue. Sebenernnya sobat karib gue saat TK si dimas juga masuk ke SD yang sama dengan gue. Tapi sayangnya dia salahh memilih kelas sebelum gue sempat menegurnya dan menyadarkannya. Tapi gak masalah gue pikir memang cocok mamasuki ke kelas itu, dia bakal lebih nyambung dengan temen-temen sekelas nya itu, mereka juga banyak kemiripan menurut gue, hehehehehehe. Awalnya gue sangat asing dengan teman sebangku gue, tapi gue berusaha untuk menyesuaikan diri. Gue pun mengajak dia berkenalan. Nama nya IRFAN, dia sama seperti gue. Orang nya lumayan ganteng, tapi jelas masih gantengan gue, dia juga orang nya lumayan pendiam. Yang jelas dia beda sama tukang pacul dan tukang sundul sobat gue. Tapi biarpun mereka aneh, mereka adalah sobat terbaik gue saat TK. Kembali lagi ke masa gue SD. Sebelum memulai pelajaran yang pertama dimulai hari itu, guru yang masuk ke kelas gue menyuruh kami memperkenalkan diri masing-masing di depan kelas. Anak-anak yang lain terlihat sangat tegang dan takut . Tapi berbeda dengan gue, gue sangat percaya diri dan gak ada rasa takut sedikitpun. Anak-anak yang lain waktu maju ke depan  sangat susah untuk mereka memperkenalkan diri mereka. Dari yang susah untuk bicara sampai ada yang nangis. Tibalah giliran gue. Gue dengan percaya diri yang tinggi maju ke depan. “Assalamuallaiku, nama aku Danias, aku dari TK pembina, aku tinggal di jalan veteran di seberang jalan sekolah ini, salam kenal semuanya J (dengan suara ala anak kecil yang manis. Hehehe)” gue memperkenalkan diri gue. Guru gue dan anak-anak yang lainpun memberi tepuk tangan ke gue. Gue duduk kembali ke bangku gue.
            Setelah semuanya selesai memperkenalkan diri, masuklah ke pelajaran pertama. Gue gak tau pasti waktu itu pelajaran apa yang pertama. Yang gue paling ingat guru gue ngajarin menggambar sebuah boneka dengan cara bernyanyi. Seperti ini lagunya “ lingkaran kecil,lingkaran kecil, lingkaran besar, hujan turun air mengalir, ada topinya. Tiga ditambah tiga sama dengan enam, enam enam, tiga puluh enam, enam enam ada buntutnya” kurang lebih seperti itu lagunya. Sayangnya gue gak bisa memasukkan gambar bonekanya. Gue gak tau waktu itu guru gue mengajarkan itu ke gue dan anak-anak yang lain. Yang jelas gue dan anak-anak yang lain sangat senang waktu itu. Setelah belajar menggambar sambil bernyanyi, masuk lah ke pelajaran bahasa indonesia. Pelajaran bahasa indonesia waktu itu adalah pelajaran mengeja. Jujur gue sudah bisa membaca saat gue TK, gue rajin belajar membaca dan menulis saat gue TK. Jadi saat gue SD dan ada pelajaran membaca, gue sudah tidak kesulitan lagi. Saat gue disuruh guru gue untuk mencoba untuk membaca gue udah gak kesulitan lagi. Setelah beberapa jam tibalah waktunya istirahat. Perut gue waktu itu sudah sangat lapar, cacing-caing dalam perut gue udah pada konser. Gue langsung bergegas ke kantin di dekat kelas gue. sampailah gue d kantin, gue melihat ada makanan kesukaan gue, yaitu nasi kuning. Gue langsung menyambar itu nasi kuning, lalu gue membayar ke ibu kantin dengan uang lima ratus perak, murah banget kan. Waktu gue SD gue di kasi uang jajan seribu rupiah dengan nyokap gue. Itu udah sangat cukup untuk bkin perut gue kenyang dengan makanan kesukaan gue. Saat gue SD harga nasi kuning di sekolah gue hanya lima ratus perak, di tambah es sirup tiga ratus perak. Jadi hanya dengan seribu rupiah gue bisa memenuhi kebutuhan cacing d perut gue.
            Setelah gue mendapatkan makanan kesukaan gue untuk memberi makan cacing-cacing yang ada di perut gue, gue buru-buru keluar dari kantin itu. Karena gue udah gak tahan berada didalam kantin. Gue didorong-dorong, berimpit-impitan dengan anak-anak yang lain, serasa gue waktu itu lagi ada di tengah-tengah konser musik rock. Untung aja gue dapat menyelamatkan diri dan mulai menyantap makanan gue di dekat kelas gue. Gue makan dengan lahapnya. Selesai gue makan gue langsung kembali ke kelas gue. bel masuk juga usah berbunyi. Setelah istirahat adalah pelajaran menulis. Guru gue mengajarkan gue dan anak-anak yang lain buat menulis. Gue juga gak terlalu banyak kesulitan dalam menulis, karena sejak gue TK gue udah rajin latihan menulis sendiri. Tibalah saatnya pulang ke rumah, bel pulang sudah melakukan tugasnya. Gue pun berkemas barang-barang gue dan bersiap untuk pulang. Saat gue keluar dari kelas ternyaka abang gue udah nungguin gue, abang gue emang kebagian tugas buat jemputin gue sekolah. Dia adalah orang yang paling setia jemputin gue pulang sekolah. Gue juga kebetualan satu SD dengan abang gue, gue kelas satu, abang gue kelas enam. Gue pun pulang sama-sama abang gue.
            Gue paling akrab sama abang gue yang nomor 3. Gue sering main-main bareng sama abang gue yang nomor 3. Nama abang gue adalah seno. Gue paling sering main nitendo bareng bang seno. Permainan yang paling gue dan bang seno suka adalah “contra”. Contra adalah sejenis game perang-perangan dua dimensi. Dalam game ini bisa dua pemain yang main. Gue dan bang seno sangat jago main game contra. Mungkin gue yang lebih jago dibanding bang seno. Gue selalu nolongin bang seno di dalam game. Gue selalu berjalan di belakang bang seno dan melindungin dia dari belakang kalo ada musuh ( faktanya gue yang dilindungi bang seno karena berada dibelakang,hehehe J). Gue jarang mati dalam maen game ini, sebaliknya bang seno sering mati karena dia berada didepan gue terus. Terbuktikan kalo gue lebih jago dari bang seno, karena gue jarang mati dibanding bang seno di dalam game. Gue sangat senang saat-saat gue bisa bermain bareng sama bang seno. Bang seno juga terkadang ngajakin gue main bola dihalaman rumah. Bang seno lebih jago bermain bola dibanding gue. terkadang dia ngajarin gue teknik-yeknik yang dia tau, biarpun pada akhirnya gue gak bisa buat ngikutin tekniknya. Tapi gak masalah buat gue. Terkadang bang seno juga nyebelin. Ada pada suatu hari dia meluncurkan gas beracunnya(baca: kentut) tepat ke muka gue. Gue merasakan kebauan yang sangat dahsyat. Baunya sangat mematikan. Gue seperti mencium bau mayat yang udah busuk dan habis di siksa oleh malaikat mungkar dan nakir. Gue hampir gak sadarkan diri gara-gara gas beracun bang seno. Terhitung sampai 10 menit itu kentut menetap di hidung gue sampai gue susah buat bernafas. Sungguh terlalu bang seno. Tapi terlepas dari hal yang menyebalkan dari bang seno gue sangat senang punya abang kayak dia. Bang seno adalah abang yang baik buat gue. Gue sangat sayang sama bang seno sebagai abang gue ( bukan berarti gue jeruk makan jeruk loh). Gue juga suka ikut kemanapun bang seno pergi, bang seno juga senang mengajak gue pergi. Gue pernah diajakin bang seno main PS1 di rental gak jauh dari rumah gue. Waktu itu lagi ngetren-ngetrennya PS1. Gue diajakain bang seno main game “Metal Slug”. Game ini gak jauh beda sama contra. Game ini juga game sejenis perang-perangan, bedanya sama contra mungkin hanya dari segi gambar dan stagenya yang banyak dan satu lagi lebih menantang. Gue dan bang seno sangat sering pergi main PS1. Sampai-sampai bokap gue memutuskan buat beliin gue dan bang seno PS1 karena gue dan bang seno jarang ada di rumah. Gue dang bang seno pun jadi sering bermain PS1 setiap gue dan bang seno pulang sekolah. Sekali lagi gue sangat senang punya abang kayak bang seno. Sampai pada suatu hari bang seno mau mengerjakan tugas di rumah temennya, gue mau ikut sama bang seno. Tapi bang seno gak mau ngajakin gue dan akhirnya gue nangis di tinggal pergi sama bang seno.
Saat gue SD kelas satu, temen sebangku gue gak terlalu asik orangnya. Dia pendiam, gue juga lumayan pendiam. Jadi gue sama dia sernig diam-diaman saat pelajaran kayak orang pacaran lagi berantem ( yang jelas cewe nya bukan gue). Tapi ada satu teman sekaligus sobat gue di SD. Dia adalah teman baik gue sampai gue lulus SD. Nama temen gue adalah Aji. Gue dan Aji sahabat bagaikan kepompong di masa-masa gue SD. Gue sahabatnya Aji kepompongnya, hehehehe J. Aji berjenis kelamin laki-laki (tapi ada beberapa orang yang meragukannya), Aji berbadan mirip pemeran utama film “Incredible” versi anak SD, aji berkulit sawo matang, dan memiliki jambu pada salah satu bagian wajahnya (baca:hidung). Untuk takaran anak SD aji bisa dibilang anak yang bringasan (baca:nakal). Aji sering membuat keributan di kelas gue. Dia sering gangguin anak-anak yang lain, khususnya anak perempuan. Tapi kenakalannya itu masih dalam batas wajar anak SD, seperti mecahin kaca, matahin meja, merusak pintu, mutilasi orang sampai dengan makan daging manusia (buset, ini aji atau fusion Hulk dan rian jombang),hahahaha. Kenakalan aji hanya sebatas gangguin anak perempuan, ngumpetin buku, mencoret-coret papan tulis, teriak-teriak, narik-narik rambut anak perempuan. Tapi gue heran aji gak pernah ganggguin gue. Dia selalu baik sama gue, awalnya gue khawatir kalau aji suka sama gue (huek,najis), belakangan gue tau dia seperti itu karena dia kasian sama gue, cucian-cucian. Tapi gue bersyukur karena jadi sobatnya aji, gue jadi gak pernah digangguin sama anak-anak yang lain. Pernah ada suatu kejadian yang seru dikelas gue. Aji pernah berantem sama anak perempuan di kelas gue. Anak perempuan yang tidak beruntung ini bernama Rina. Rina adalah anak perempuan yang gak terlalu baik prilakunya dikelas. Rina dibenci semua anak dikelas gue, mungkin dikelas lain juga ada yang benci. Rina mempunyai penyakit psikologi yang biasa disebut Klepto (baca:nyolong). Rina sering mengambil barang-barang anak-anak sekelas, mungkin semua anak dikelas gue pernah diambil barangnya oleh rina, termasuk gue. Salah satu barang gue pernah diambil rina, yaitu peruncing kesayangan gue yang berbentuk Spongebob. Ada dua kemungkinan kenapa rina mengambil peruncing gue, (1) Dia gak punya peruncing dan suka sama pruncing gue, (2) Di rumahnya gak ada pisau (gak nyambung). Kalau kemungkinan pertama benar, gue agak khawatir suatu saat kalo rina kekurangan CD (baca:Celana Dalam) dan dia gak sengaja meliat CD gue lalu dia suka dengan CD gue, dia bakal ngambil CD gue dengan paksa. Kembali lagi ke Aji, aji pernah berantem sama Rina. Awal kejadiannya, aji iseng gangguin rina. Aji menarik-narik rambut Rina yang duduk di depannya. Otomatis rina bakal kesel dengan kelakuannya aji. Rina lalu berbalik ke arah aji, rina marah-marah sam aji. Aji gak terima dimarah-marahin sama rina. Keduanya pun naik darah, terjadilah pertandingan adu kekuatan yang sangat seru antara aji dan rina. Pertama Rina merang aji dengan jurus andalan wanita yaitu jambak rambut. Tapi aji bisa dengan mudah untuk melepaskannya. Aji balas menyerang dengan pukulan kearah lengannya rina, rina kena telak. Rina gak terima, dia membalas dengan jurus andalannya, yaitu cakaran maut. Aji terkena jurus rina ditangannya. Aji terluka, aji pun semakin naik darah, dia sudah terlihat akan berubah menjadi gabungannya Hulk dan Rian Jombang ( bayangin aja). Tapi sebelum aji bener-bener berubah datanglah guru yang mengajar di kelas gue.Pertangdingan pun selesai begitu saja dengan hasil seri. Gue kecewa karena gak bisa melihat aji berubah. Aji dan rina pun digiring bu guru ke kantor untuk di introgasi dan di vonis. Tidak lama kemudian aji dan rina pun kembali ke kelas. Aji dengan wajah yang kesakitan dengan luka bekas cakaran maut rina dan rina dengan wajah yang seperti habis menangis. Gue pun menghampiri aji, “kamu gak papa ji??? ” tanya gue ke aji dengan logat anak SD. “gak papa kok, Cuma perih doank”. Aji masih terlihat maih sangat marah dengan rina karena rina melukainya dengan cakaran mautnya. Setelah kejadian itu, aji dan rina bermusuhan, dan anak-anak laki-laki yang lain semakin membeci rina.
           


Persahabatan gue dan aji tidak hanya dalam hal bermain saja. Gue dan aji juga kadang belajar bersama. Gue dan aji pun satu kelas dari kelas satu sampai lulus SD. Dia bener-bener sobat gue. Aji termasuk anak yang lumayan pintar, dia selalu masuk sepuluh besar ranking di kelas, biarpun kesehariannya dia nakal. Gue sering berdiskusi menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan dia. Ngomong-ngomong soal prestasi, gue bisa dibilang anak yang berprestasi. Dari kelas satu sampai lulus SD, gue gak pernah keluar dari ranking tiga besar dikelas. Rankiong terbaik gue di SD adalah gue pernah dua kali ranking satu paralel disekolah gue. Nyokap sangat bangga sama gue atas prestasi-pretasi gue. Pernah suatu ketika bagi raport nyokap gue datang mengantar gue ke sekolah dan nungguin gue. Ternyata pada pembagian rapot itu gue mendapatkan juara satu paralel di sekolah gue. Setelah gue mengambil rapot gue, gue langsung menghampiri nyokap. Nyokap langsung memeluk gue, “mama bangga sama kamu danias, kamu anak yang pintar, mama sayang sama kamu, belajar yang rajin lagi ya danias”, nyokap sambil meneteskan air mata karena bangga sama gue. “iya ma, nias bakal terus belajar rajin biar bisa bikin mam banga terus” jawab gue. Gue pun juga menangis dipelukan nyokap gue, gue sangat senang bisa membuat nyokap gue bangga. Nyokap lalu tersenyum dan mengusap air mata gue, lalu nyokap gue mengajak gue pulang. Gue sangat senang hari itu bisa bikin nyokap gue bangga dan senang. Gue sangat merindukan saat-saat gue bisa buat nyokap bangga saat gue remaja. Gue kadang juga merindukan saat-saat masa kecil gue yang semuanya terasa menyenangkan dan gak bisa gue rasakan lagi sejak gue remaja. Kesenangan gue saat remaja sepertinya sangat jauh berbeda dari saat-saat gue kecil. Kesenangan saat gue remaja dapat berubah menjadi kesedihan disaat itu juga, berbeda dengan kesenangan saat gue kecil, saat gue senang adalah saat dimana gue gak akan pernah mendapatkan kesedihan. Kesengan yang sangat simple dan dapat membuat gue yang sekarang merindukan kesenangan gue saat gue kecil. Pesan gue kepada pembaca cerita gue, janganlah sekali-sekali kalian ingin melupakan masa-masa kecil kalian, biarpun itu pengalaman yang memalukan, menyedihkan dan menjengkelkan buat kalian semua, karena suatu saat ntah saat kalian remaja,dewasa atau saat kalian tua nanti pasti kalian akan merindukan saat-saat masa kecil kalian, percayalah!!

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar