CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Senin, 21 Januari 2013

Impianku karena Phobiaku


Impianku karena Phobiaku
Menikmati secangkir cappucino hangat dan sedang duduk di bangku sudut café.Tatapan matanya tak lepas dari suatu objek. Ya, seorang pria yang menyilaukan mata karena kepalanya yang ‘lapang’ mengenakan jaket ungu berbulu tebal kacamata orange serta red jeansnya,
“gila ni orang, dia kira lagi di korea apa pake pakean setebal itu,cuaca panas kaya gini, aneh!”
gumam Ryuke.
Sesaat sebelum pergi meninggalkan café itu, Ryuke berpapasan dengan orang ‘nyentrik’ itu dengan segelas minuman dingin di tangannya dan tanpa sengaja menabrak Ryuke dan minuman itu tumpah tepat di kaki Ryuke, “ aaaa dingiiiiin” teriaknya.
            “Bangun Ryuke, ini sudah jam berapa kamu belum mandi.”Ibunya berteriak dengan tangan ibunya memegang telapak kaki Ryuke.Jelas saja dingin karena ibunya baru saja mencuci piring.Spontan Ryuke bangun karena terkejut.
“cepat mandi sana ini sudah hampir setengah tujuh” perintah ibunya. Mata Ryuke terbelalak melihat jam dinding warna pink bergambar power rangers. Dengan sigap ia berlari menuju kamar mandi dan menyambar handuk yang di gantung belakang pintu kamar.
            Wajah cemasnya semakin jelas,langkah kaki dipercepat tapi sia-sia. Ryuke tetap saja harus dihukum karena terlambat.Menyapu musholla sekolah dan buang sampah.
“ya ampun,apes banget hari ini gara-gara mimpi ketemu orang aneh mending mimpi ketemu Obama minta tanda tangan” gerutunya sambil berjalan menuju kelas.
Untung saja pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia,tidak masalah bagi Ryuke ketinggalan banyak pelajaran itu.Ya, Ryuke Arya Ardana, siswi kelas XII IPA B SMAN 3 Singkawang ini memang berbakat di bidang seni dan bahasa, uups hanya bahasa Indonesia.Puisi, cerpen, pantun, cipta lagu dan menyanyi ia dapat melakukannya dengan baik bahkan bersyair *wow*. Gadis 17 tahun ini juga memiliki seorang ‘ehem’ yang jaaaaaaauh di sana. Lumayan jauh sekitar 120km dari tempat tinggal Ryuke.Ya dimana lagi kalau bukan Pontianak.Ia lagi LDR alias Long Distance Relationship atau bahasa kalbunya sih pacaran jarak jauh entah sampai kapan.
Ryuke mengikuti pelajaran seperti biasa hingga pelajaran usai.Hanya tinggal beberapa hari Ryuke harus belajar di sekolah karena tidak kurang dari satu minggu lagi ia akan mengahadapi ujian nasional. Segala persiapan telah dilakukannya dari minum kopi hitam agar selalu melek untuk belajar dari pagi hingga pagi lagi.Puasa sunah Senin-Kamis hingga shalat tahajud. Segala hal ia lakukan agar ia lulus dengan hasil yang memuaskan,membanggakan dan bisa mewujudkan niatnya yaitu melanjutkan kuliah di UNLAM.
            Namun, keinginan Ryuke tertekan oleh keinginan orang tuanya yang memaksanya harus masuk UNTAN di fakultas keguruan program studi kimia.Memang situasi yang sulit. Ditambah lagi jurusan yang ingin ia masuki adalah kedokteran. Masa iya seorang gadis yang phobia dengan darah ingin masuk kedokteran??UNLAM?? Universitas Lambung Mangkurat yang ada di Kalsel cukup jauh walau sebenarnya dekat.Rute penerbangannya saja yang jauh.Ryuke memang menyukai hal di luar dugaan. Namun anehnya lagi, sang adik sangat mendukung keinginan sang kakak masuk kedokteran. Modus apa yang dimiliki adiknya ini hingga bersemangat sekali kakaknya kuliah di tempat yang jauh. Hanya Allah dan dirinya yang tahu. Ryuke bingung jalan mana yang harus ia pilih. Lama memikirkannya di tempat tidur. Sampai pada akhirnya ia sudah membuat keputusan.
            Empat hari telah berlalu, yaitu hari yang benar-benar melelahkan.Ryuke dan seluruh siswa SMA se-Indonesia telah melaksanakan Ujian Nasional.Namun itu bukan berarti perjuangan mereka sampai di situ saja.Mereka harus ‘hunting’ universitas dan mempersiapkan diri untuk masuk ujian universitas termasuk Ryuke. Orang tuanya yang memaksanya untuk ikut tes masuk ke UNTAN pun ia jalani walaupun berat hati. Takut nambah dosa menentang orang tua katanya.
            Diam-diam Ryuke pergi mendaftar dan ikut tes masuk kedokteran UNLAM. Ya sesuai keputusan yang ia ambil, hanya dengan modal nekat dan uang tabungan yang tidak pernah sama sekali ia sentuh, ia pergi mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang dokter walaupun sedikit terasa aneh. Mungkin karena phobianya.
           
Pengumuman kelulusan adalah hari yang sangat mendebarkan bahkan bisa menjadi penyebab serangan jantung bagi siswa, maksudnya calon mahasiswa.Tapi entah kenapa, lagi-lagi hal aneh terjadi pada Ryuke.Ia tidak takut atau berdebar atau nervous sama sekali. Ia bersikap biasa saja seolah-olah Ia dating ke sekolah hanya untuk mengambil SKHU saja. Merasa sudah pasti lulus kali Ryuke ini. (Author merasa Ryuke ini harus konsultasi deh,tapi ke siapa ya??? *ah abaikan).
Sesaat setelah menerima SKHU, Ryuke menggenggam erat kertas putih itu,
“Dengan ini aku harap jalanku menuju impianku semakin lebar.Dan ketakutanku dengan darah benar-benar hilang.Aku pasti bisa, Ryuke semangaaat!” gumamnya.
Karena terlalu semangat ’45 yang berkobar serasa akan perang dan meluncurkan senjata bio, Ia tidak sadar bahwa di handphonenya sudah ad 45 panggilan tak terjawab, 58 SMS dan 4 MMS. Wah, kurang banyak sepertinya.Sudah jelas dari siapa lagi kalau bukan si ‘ehem’nya, eh, maksudnya pacar. Sang pacar yang begitu perhatian(?) atau lebih tepatnya curious dengan hasil Ryuke, (seperti “I’m so curious yeeeaah” kata SHInee).
            Sore pukul 3, Ryuke pergi ke rumah sahabatnya, Yurinanda.Hmm, Yurinanda atau biasa Ryuke panggil Yuri ini adalah sahabatnya sejak duduk di bangku SMP.Lama juga ya 6 tahun bersama.Bagi Ryuke walaupun Yuri ini sedikit aneh (ya kurang lebih 11 12 lah dengan Ryuke) baginya Yuri orang yang selalu ada untuknya. Lagi senang, badmood, atau lagi tengkar dengan pacar dan bahkan lagi kangen berat sama pacarnya atau lebih parah Ryuke lagi down karena LDR yang berkepanjangan, Yuri lah orang yang memberi semangat,dan menghiburnya. Selamat untuk Yuri (*nah lo??? /abaikan teman/). Ryuke yang masih merasa tertekan dengan keinginan orang tuanya dan impian ‘nekat’nya, mulai merasa kehilangan karena,
“Yakin kamu mau lanjut kuliah ke luar negeri Yur??? Ke Jepang ??”
“Ehm, ya tentu saja.” Jawab Yuri singkat.
“Lalu kau mau ninggalin sahabatmu yang manis dan berbakat ini, di sini sepi sendiri ??”Tanya Ryuke. Sedikit narsis ya teman.
“Kau ini, terlalu berlebihan. Kita kan masih bisa video call. Dan tidak selamanya aku tinggal di Jepang.”Dengan nada yang meyakinkan.
“Berjanjilah Yuri kau akan sukses di sana begitupun aku yang akan sukses di sini. Enam tahun kemudian kita akan bertemu dengan keadaan yang berbeda.” Kata Ryuke dengan wajah serius dan tidak ketinggalan backsound meraih mimpi dari J-Rock.(cocok gak??/ lupakan/).
            Lalu apa yang terjadi dengan hasil tes masuk perguruan tingginya? Tentu saja Ryuke lulus di FKIP kimia tapi di kedokteran ? Ternyata lulus saudara-saudara. Hal yang mengejutkan bagi Ryuke dan hal pertama yang ada di pikirannya adalah “ seorang dokter yang phobia darah”. Tapi inilah kenyataannya.Ryuke lulus tes di fakultas kedokteran program studi pendidikan dokter Universitas Lambung Mangkurat. Cukup tiga jam duduk sendiri di kamar bagi Ryuke untuk memikirkan kata-kata yang pas sebagai penjelasan dan untuk meyakinkan orang tuanya tentang keinginannya kuliah di kedokteran. Menjelaskan mengapa Ia diam-diam melaksanakan tes itu. Berbagai rayuan mautnya Ia gunakan, sampai pada titik buntu bagi orang tuanya yang tidak ada pilihan selain mengizinkan anak sulung mereka. Melihat kesungguhan hati anaknya yang ingin menjadi seorang dokter. Padahal waktu kecil Ryuke ingin menjadi seorang anggota girlband (*backsound Cherrybelle-Love is you).
            Sorenya, Ryuke mendapat kejutan lagi dari sang pacar yang tiba-tiba datang ke Singkawang untuk memberi ucapan selamat langsung padanya karena lulus tes perguruan tinggi.Pacarnya yang bernama panjang lengkap Septiansyah ini mengajak Ryuke bertemu di luar, dating gitu.Tapi sesuatu langsung terlintas di pikiran Ryuke.
            Sesuai waktu dan tempat yang telah dijanjikan, Ryuke datang dengan baju biru sepatu biru dan black jeansnya,anggun dan memesona Septiansyah. Waw. Ternyata hujan deras pun tidak mengurungkan niat mereka datang ke sebuah taman yang bisa di bilang  Ueno Koen Onshi Park versi Singkawang gitu. Kalau di Jepang taman itu banyak bunga sakuranya kalau di sini cuma bunga bougenvil warna warni.Cuaca yang tidak bersahabat ini seolah-olah ingin menemani mereka berdua. Derasnya air hujan turun,awan gelap dan bunyi air yang turun jatuh ke tanah seperti nada atau irama yang romantis saat itu.Tak lama, hujan pun berhenti, dan mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sekitartaman itu. Mereka tidak bicara banyak hingga akhirnya Ryuke menjelaskan keinginannya memilih UNLAM daripada UNTAN.
“Benar kamu ingin ke sana ? Kalsel apa tidak terlalu jauh ?” Tanya Septiansyah.
“Iya, aku benar-benar ingin ke sana.” Jawabnya singkat.
“Lalu bagaimana dengan kita ?”Tanya Septiansyah dengan sedikti khawatir.
Ryuke tidak menjawabnya. Hanya diam sesaat, dan kemudian
“Aku ingin mewujudkan impianku.”Katanya yang diakhiri dengan senyuman termanisnya.
Seakan berada di Negara yang sedang mengalami musim gugur, angin dingin tiba-tiba saja bertiup dan menyelimuti tubuh mereka, bunga bougenvilnya banyak berjatuhan dan pohon-pohon sekitar yang daunnya menguning mulai menggugurkan daunnya dan jatuh ke genangan air kecil yang tak jauh dari mereka.Di balik senyumannya itu juga tersimpan kesedihan yang tertahan. Inikah lanjutan asmara mereka yang telah mereka rajut susah payah badai halang merintang selama 2 tahun 11 bulan 30 hari 24 jam ? Dalam diri Ryuke Ia berprinsip kalau jodoh tak lari kemana (kata Yuni Shara).
            Akhirnya Ryuke pergi meninggalkan kota Singkawang tempat tinggalny bersama ayah,ibu dan adik tercinta menuju bandara Supadio untuk segera bertolak ke bandara Soeta setelah itu langsung ke bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin. Perjalanan yang cukup melelahkan bagi Ryuke karena harus dua kali flight, padahal tujuan kalsel yang dilihat dari peta itu tidak terlalu jauh.Dan yang pertama dikunjungi oleh Ryuke adalah psikolog. Jelas saja, karena Ryuke tidak ingin phobianya terhadap darah menghambat pendidikan dokter yang akan Ia jalani di sini. Lagipula, Ryuke ini kenapa dari awal harus mengambil jurusan yang bertentangan dengan kadaan dirinya.Aneh.
            Menjalani ospek dan kuliah diikuti dengan pengobatan, maksudnya konsultasi ke psikolog selama tiga bulan.Ya.Cukup tiga bulan bagi Ryuke untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasannya melihat darah.Secepat itukah???Hebat, walaupun harus ‘beradaptasi’ dengan darah dan ini yang paling sulit. Ryuke tidak ingin semua yang telah Ia korbankan demi impian besarnya ini sia-sia. Semua Ia tebus dengan belajar sangat giat dan ingin menepati janjinya terhadap seseorang.
            Semua benar-benar terbayarkan. Semua hal yang selama ini di korbankannya dan usaha serta doa dari orang-orang tercinta, Ryuke sukses menyabet gelar dokter. Enam tahun memang bukan waktu yang singkat. Ryuke pulang ke rumahnya di Singkawang dan Ia benar-benar seorang yang berbeda. Lebih dewasa dan tetap terlihat memesona.
Ryuke pergi untuk berjalan-jalan, sampai Ia di taman dimana Ia terakhir kali bertemu dengan Septiansyah. Ia berdiri di posisi dan tempat yang sama saat Ia terakhir kali bicara dengan Septiansyah. Desaign taman, pohon dan bunga di sana tidak berubah dan masih tetap sama indahnya seperti dulu. Cukup lama Ia berdiri di sana dan Ryuke memutuskan untuk pulang. Ia memutar balik badannya dan Ia terkejut. Septiansyah ada di depan matanya yang berdiri sekitar 10 meter dari tempat Ryuke.
Jelas sekali dua sejoli ini sangat setia dan sangat merindukan satu sama lain. Mata Ryuke berbinar seakan menahan air mata.Terpaku diam dengan perasaan sedikit gugup dan Septiansyah yang mulai berjalan mendekat ke arah Ryuke.
“Sudah lama tidak bertemu, Ryuke.”
“Iya.”balas ryuke singkat dengan suara yang sedikit bergetar.
“Bagaimana kabarmu ?Kau baik-baik saja selama di sana? Penampilanmu terlihat berbeda dari yang terakhir kita bertemu.”
“Aku baik-baik saja. Terima kasih.” Kata Ryuke dengan mata yang semakin merah.
“Aku sudah lama menunggu hari ini, Ryuke. Aku yakin kau pasti kembali.” Terang Septiansyah. Mereka berdua berdiri, saling menatap satu sama lain dan melontarkan senyum terbaik mereka sebagai pelampiasan rasa rindu yang tertahan selama enam tahun. Diiringi dengan tiupan angin yang sejuk bunga bougenvil yang jatuh dan terbang kea rah mereka dan daun yang jatuh ke genangan air kecil yang tak jauh dari mereka berdiri.
Pada pertengahan tahun 2020, beberapa bulan setelah Ryuke kembali ke Singkawang, Ia ingin liburan ke suatu tempat.Ia ingin pergi sendirian. Ryuke ingin refreshing ke tempat yang agak jauh.
            Marina Bay Cruise Centre adalah tempat tujuan liburannya yang berada di Singapore.Pelabuhan termewah di dunia dan tempat berlabuhnya kapal- kapal pesiar dari manca negara. Ternyata tujuan utamanya datang ke sana bukanlah liburan melainkan bertemu dengan seseorang yang sudah lama tidak Ia jumpai. Ya, siapa lagi kalau bukan sahabatnya Yurinanda. Yuri yang baru menyelesaikan study di Jepang. Mereka berdua bertemu di Marina Bay.Tempat elite dan mewah.
“Selamat Dokter Ryuke Arya Ananda, akhirnya kau menepati janjimu.” Ucap Yuri membuka pembicaraan.
“Terima kasih, kau juga selamat, karena sudah menepati janjimu Manager utamaTakeda Pharmaceutical Company Limited.”sahut Ryuke.
Mereka berdua telah menepati janji mereka sebelum mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing dan mewujudkan impian mereka.Ryuke sekarang seorang dokter tapi bukan seorang dokter yang phobia dengan darah.Justru phobianya itulah yang mengantarkannya menjadi seorang dokter yang professional.
~TAMAT~

Author : Della Widya Ningtyas
               XII IPA 3


1 komentar:

Habiburrahman mengatakan...

Artikel yang menarik,.. ^^
keep post ^^
Semangat ^^

Posting Komentar